Who Am I? - Mengenali AKU

Seri SOBAT - Semua Orang Bisa Hebat - Artikel #043



Menjalin kerjasama sering mengalami benturan dan menjadi tidak efektif karena terjadi kesalahpahaman yang dipicu oleh kurangnya pengenalan pribadi yang mendalam diantara para anggota team. Kebanyakan orang, apalagi yang tergolong memiliki sifat conflict avoider atau penghindar konflik, akan menahan diri dan banyak menyaring informasi atau ide yang dimilikinya untuk dikeluarkan manakala ia belum banyak mengenal sifat dan karakter lawan bicaranya. Ia akan berinteraksi secara terbatas, sebatas tingkat keterbukaan yang ia peroleh, agar tidak terjadi kesalahpahaman yang berujung pada rasa tidak enak atau bahkan perselisihan. Dengan begitu akan terbatas pula ruang untuk bekerjasama dan menggali ide-ide baru sehingga kemungkinan untuk bersinergi menjadi kecil. Komunikasi yang terbangun pun bersifat formal, kaku, hati-hati dan tidak lepas.

Joseph Luft dan Harrington Ingham menggunakan JOHARI Window atau Jendela JOHARI (akronim dari singkatan nama kedua ahli tersebut) memperlihatkan dengan simpel model grafis sejauh mana kita mengenali (mempersepsikan) diri kita dan sejauh mana pula kita telah membuka diri kita bagi orang lain sehingga terbentuk persepsi mereka terhadap diri kita.

Model Johari Window menjadi alat yang sangat berguna untuk memperlihatkan dan meningkatkan pengenalan diri, meningkatkan komunikasi, hubungan interpersonal, dinamika team dan hubungan antar team. Meski telah diperkenalkan sejak tahun 1955 di AS, hingga sekarang Johari Widow tetap relevan terutama menghadapi tuntutan masa kini yang menekankan soft skills seperti pengaruh, perilaku, empati, kerjasama, pengembangan antar kelompok serta hubungan interpersonal.

Johari Window juga dikenal sebagai model untuk pengungkapan dan umpan balik bagi pengenalan diri seseorang. Model ini menghadirkan berbagai informasi penting mengenai perasaan, pengalaman, pandangan, sikap, keterampilan, niat, motivasi dan sebagainya tentang diri seseorang dalam hubungannya di dalam kelompok, dilihat dari empat perspektif (jendela) seperti digambarkan berikut:


Keempat jendela Johari diatas biasa disebut ‘area’ atau ‘kuadran’. Setiap kuadran memuat informasi tentang perasaan, motivasi dan lain-lain yang diketahui atau tidak oleh yang bersangkutan atau yang diketahui atau tidak oleh orang lain.

Keempat area Jendela Johari tersebut adalah:

1. Area Terbuka
Hal-hal yang diketahui oleh yang bersangkutan dan juga diketahui oleh orang lain. Sering disebut juga dengan ‘Open Area’ atau “Arena”

2. Area Buta
Hal-hal yang tidak diketahui oleh yang bersangkutan tetapi diketahui oleh orang lain. Sering disebut juga dengan ‘Blind Area’ atau “Blind Spot”

3. Area Tersembunyi
Hal-hal yang diketahui oleh yang bersangkutan tetapi tidak diketahui oleh orang lain. Sering disebut juga dengan ‘Hidden Area’ atau “Avoided Area” atau “Facade”

4. Area Tak Diketahui
Hal-hal yang tidak diketahui oleh yang bersangkutan dan juga tidak diketahui oleh orang lain. Sering disebut juga dengan ‘Unknown Area’.

Dari Jendela Johari itu mudah dimengerti bahwa seseorang yang hendak bekerjasama dengan orang lain secara maksimal sehingga memungkinkan terciptanya sinergi hanya bisa dilakukan jika ia memiliki Area Terbuka yang luas. Sebaliknya orang yang menutup diri akan menutup pula peluang untuk bekerjasama.

Mari kita bahas satu persatu ke empat area itu agar kita bisalebih memahami siapa kita sebenarnya, melalui artikel-artikel selanjutnya.

NEXT TOPICS

  • Berpikir 'DAN' bukan 'ATAU'
  • Berpikir Induktif
  • Berpikir Ekstrapolatif
  • Mental KERE
  • Kompromi Bukanlah Win-Win
  • Gagal itu juga Sukses!
  • Tujuan Nan Takkan Pernah Gagal
  • QUIZ Sobat
  • Konsep WEIJI
  • Jangan Menghormati PERBEDAAN!

Very Inspiring Video

Recent Comments