Seri SOBAT - Semua Orang Bisa Hebat - Artikel #027
Mengapa demikian?
Gesekan maupun friksi yang sering terjadi pada tahap sebelumnya telah memberikan sumbangan yang besar terciptanya keberaturan di tahap ini. Anggota team menjadi lebih memahami pribadi rekan-rekannya, gaya dan sifat-sifatnya, hal-hal yang membuat mereka bersemangat atau yang tidak menarik minat maupun perhatian mereka. Para anggota juga lebih mengetahui kelebihan ataupun kekurangan koleganya. Dan yang lebih penting, mereka dapat saling menerima keadaan dan keberadaan masing-masing.
Kesulitan-kesulitan dan benturan-benturan dari luar yang dialami oleh team telah pula menyumbangkan pengalaman emosional bersama yang telah mendorong terjalinnya kebersamaan, rasa saling percaya dan saling menghargai (mutual trust & respect).
Secara kelompok, team mulai menemukan pola-pola tertentu mereka dalam berdiskusi maupun cara-cara pengambilan keputusan dengan lebih cepat dan efektif. Team juga telah membangun pembagian peran dan tugas diantara para anggotanya sesuai kemampuan dan minat mereka sebagaimana telah dijelaskan pada Prosedur Kerja Yang Efektif di bagian pilar Silanyata pada artikel terdahulu. Disamping itu mereka juga telah menentukan aturan-aturan intern yang disepakati bersama dan diterima secara terbuka oleh semua anggota.
Team telah pula mengembangkan pola interaksi diantara mereka yang membentuk ciri tertentu pola relasi maupun komunikasi internal team. Jargon-jargon dan istilah-istilah khas team mulai bermunculan. Atribut dan aksesori untuk memperlihatkan eksistensi team mulai diciptakan. Bahkan banyak pula yang mengembangkan ritual-ritual khusus dalam rangka menjaga kedekatan serta mempererat kesatuan diantara mereka. Setiap kali akan menangani suatu tugas baru, team memulai dengan melaksanakan ritual khas mereka untuk mempertinggi tekad, motivasi, semangat dan moral mereka.
Jadi, Tahap Selaras adalah masa dimana team telah mencapai semacam konsensus “inilah kita”. Setiap orang ingin membagi hal-hal baru kepada yang lain. Antusiasme tinggi, dan team tergoda untuk melaju melampaui skope kerja yang ditetapkan semula. Dalam masa ini, anggota berlomba menunjukkan loyalitas dan tanggungjawabnya. Mereka menerima keberadaan team, aturan-aturan dasar team, peran masing-masing di dalam team, dan kepribadian anggota yang lain. Konflik emosional sudah menurun seiring dengan berubahnya hubungan yang kompetitif menjadi lebih kooperatif.
Secara garis besar dapat dilihat beberapa perasaan dan perilaku di dalam masa Selaras serperti :
Mampu menyampaikan kritik secara konstruktif
Menerima keanggotaan diri di dalam team
Berusaha mencapai harmoni dengan menghindari konflik
Lebih bersahabat, saling mendukung, dan berbagi masalah personal
Rasa keterikatan, semangat, dan tujuan bersama dalam team
Membangun dan menjaga batasan dan aturan-aturan dasa team
Dapat disimpulkan bahwa dalam tahap ini team telah memiliki norma-norma, pola kerja, warna dan tradisi tertentu sebagai cikal bakal budaya kelompok yang akan terus berkembang menghadapi tantangan-tantangan baru. Dan, karena para anggota team mulai mampu memanfaatkan perbedaan-perbedaan yang ada, mereka sekarang memiliki waktu dan energi lebih banyak untuk melakukan tugas-tugas yang dihadapi.