Perubahan Transformasional

Seri SOBAT - Semua Orang Bisa Hebat - Artikel #052



Proses metamorphosis sebagaimana dialami ulat menjadi kupu-kupu (lihat "menyiasati hukum alam") tidak cukup diwadahi dengan kata perubahan saja. Perubahan yang meliputi segala aspek tersebut (bagi sebuah organisasi atau tim) lebih tepat disebut dengan transformasi yang mengandung makna pergantian antar wujud, dari wujud yang satu menjadi wujud yang sama sekali lain. Wujud disini mengandung pengertian tidak sekadar bentuk fisiknya saja tetapi termasuk juga ‘roh’ dan cara hidupnya. Gampangnya, seekor anak kerbau yang berbah menjadi kerbau dewasa tidaklah dapat dikatakan sebagai transformasi.

Terkait dengan itu, perubahan transformasional dapat kita definisikan sebagai proses perubahan yang besifat mendasar, strategik dan menyeluruh.

Perubahan yang mendasar diartikan sebagai perubahan struktur yang tidak dapat kembali ke bentuk semula lagi. Dalam ilmu sains diibaratkan dengan perubahan kimia, yang dibedakan dari perubahan fisika yang dapat kembali ke bentuk semula. Perubahan ini berarti menghapus masa lalu, mengubur jauh jejaknya kemudian membangun yang baru sama sekali. Anda tidak memodifikasi rumah tetapi merobohkannya lalu membangun yang baru, yang tentu diharapkan lebih bagus.

Adapun perubahan yang strategik diartikan sebagai perubahan yang menyangkut visi, misi, nilai dan strategi utamanya. Dalam kasus metamorphosis kupu-kupu, dapat kita analogikan dengan perubahan sifat ulat yang semula merusak menjadi kupu-kupu yang berguna karena memberi keindahan dan membantu penyerbukan tanaman, serta jangkauan yang semula terbatas disekitar tanaman tempat ia dilahirkan menjadi lebih luas karena dapat terbang dengan leluasa.

Sementara perubahan menyeluruh dimaksudkan sebagai perubahan dalam semua aspek secara terpadu baik aspek manusianya maupun aspek pengelolaannya yang diselaraskan dengan perubahan visi, misi, nilai dan strategi yang telah terlebih dahulu dirumuskan ulang. Demikian pula halnya dengan semua aspek dan sistem manajemen, seperti manajemen perencanaan, operasi, SDM, pemasaran, keuangan dan lain-lainnya ditata ulang.

Oleh karena itu proses transformasi melingkupi dan meliputi berbagai jargon-jargon perubahan seperti reinventing, re-engineering, redefinition, dan berbagai re yang lain yang menjadi satu secara terpadu serta komprehensif.

Sebagaimana pada metamorphosis ulat menjadi kupu-kupu, perubahan transformasional juga menuntut adanya masa transisi yang cukup namun tidak terlalu lama dan dimulai ketika sedang berada pada kondisi puncak. Persoalannya adalah kapankah kondisi puncak itu?

Godaan yang sering menjerumuskan adalah pikiran bahwa sekarang belum saatnya karena masih bisa meningkat. Jangan-jangan ini terlalu awal, kita harus menunggu sesaat lagi, satu periode lagi, dan seterusnya. Ingatlah Jack Welch, mantan CEO General Electric yang sukses dengan perubahan-perubahan mendasar ketika GE sedang hebat, atau juga Mahathir Muhammad mantan Perdana Menteri Negara tetangga Malaysia, yang mundur melepaskan jabatannya saat Negara itu sedang jaya.

Sebaliknya perhatikan juga merosotnya IBM di tahun 1980-an yang ketika itu nama besarnya identik dengan komputer, atau kejatuhan mantan Presiden Soeharto dengan meninggalkan nama yang terhinakan, karena selalu merasa masih bisa berkuasa satu atau dua periode lagi. Kepongahan rezim pemerintahannya juga telah mengakibatkan terpuruknya negeri ini ke jurang yang memilukan (dan juga memalukan).

NEXT TOPICS

  • Berpikir 'DAN' bukan 'ATAU'
  • Berpikir Induktif
  • Berpikir Ekstrapolatif
  • Mental KERE
  • Kompromi Bukanlah Win-Win
  • Gagal itu juga Sukses!
  • Tujuan Nan Takkan Pernah Gagal
  • QUIZ Sobat
  • Konsep WEIJI
  • Jangan Menghormati PERBEDAAN!

Very Inspiring Video

Recent Comments