Dari Baik Menjadi Hebat

Seri SOBAT - Semua Orang Bisa Hebat - Artikel #006

Masih ingat para manager yang akan outbound? Lihat artikel "Don Kisot, Ksatria Salah Jaman" ini agar ingat. Sudah?

Mari kita tengok para manager kita tadi.


Malam itu juga, mereka mendapatkan pengarahan awal mengenai seluk beluk dan aturan-aturan dalam pelatihan, serta pembagian kelompok (Merah, Kuning dan Hijau) yang disusul dengan penyiapan yel-yel seru penggugah semangat kelompok. Mereka juga mendapat pencerahan mengenai konsep baju zirah mereka yang harus mereka tanggalkan untuk dapat menjadi hebat.


Tetapi, seperti biasa, pada saat berjalan menuju ke tempat menginap masing-masing, para manajer itu kembali heboh berdiskusi. Kali ini topiknya tentang cara menjadi hebat.


“OK..Saya sekarang paham makna pelatihan ini. Tapi gimana dong caranya? Tidak gampang, lho!” tanya Sumi gregetan.


“Kita kan orang biasa, mana sumberdayanya terbatas lagi. Gimana bisa jadi luar biasa?” timpal Anton.


“Mustinya gaji kita dinaikkan dulu baru kita kerja keras!” sahut yang lain.

Sebagian dari mereka lalu bergerombol di teras vila, masih terus penasaran dengan pembahasan tentang kiat menuju hebat. Beberapa diantara mereka berpendapat bahwa hanya orang-orang hebat yang bisa membuat suatu organisasi menjadi hebat. Terbukti banyak hasil-hasil hebat di dunia ini memang dihasilkan oleh orang-orang hebat, jenius, atau memiliki talenta tinggi. Sebut saja Napoleon Bonaparte yang mampu menekuk Eropa dan mendirikan imperium Perancis, Soekarno yang kharismatis jago pidato dan mampu membawa bangsa kita menuju kemerdekaan, Winston Churchill yang mampu membawa Inggris melewati masa-masa sulit melawan blitzkrieg Jerman pada Perang Dunia II, Albert Einstein penemu teori relativitas yang menjadi ikon manusia cerdas sedunia, Lee Iacocca yang mampu mengangkat Chrysler Motor Co menjadi hebat dalam waktu yang singkat, Thomas Alfa Edisson penemu bohlam lampu dan pemilik seribu hak paten, Lou Gerstner yang mampu mengangkat IBM dari jurang kehancuran, Bill Gates yang merajai dunia dengan microsoftnya, dll.

Yang lain berkeyakinan bahwa untuk menjadi hebat diperlukan cara yang hebat pula. Cara-cara yang luar biasa dengan menggunakan sumberdaya tak terbatas besarnya. Lihat saja bagaimana Negara adidaya Amerika Serikat menghentikan ambisi Hitler dengan penyerangan serentak ribuan pesawat pada D-Day, serta memupus dominasi Jepang di Asia Pasifik dalam Perang Dunia kedua dengan menggunakan bom atom berjuluk Little Boy yang menghancurleburkan Hiroshima dan si tambun Fat man yang meluluhlantakkan Nagasaki. Atau serentetan usaha-usaha besar yang berujung pada penemuan mesin uap oleh James Watt yang merubah wajah dunia dari era agraris menjadi era industrial. Atau juga bagaimana Boeing, IBM, Nasa dan Microsoft dengan hi-technya merubah dunia dari era industrial menjadi era informasi seperti sekarang ini. Atau untuk ukuran Indonesia, bagaimana Soeharto dengan 400.000 moncong senjata yang berada dibelakangnya mampu ‘membangun’ negeri ini atau juga Yusuf Kalla bisa menjadi Ketua Golkar dan kemudian menjadi Wakil Presiden kalau tidak didukung sumber daya dan mesin politik Golkar yang besar itu, dll.




Sepintas tampaknya mereka benar, tapi mereka rupanya telah melupakan satu hal yang sangat prinsip yakni Tuhan itu Adil dan Bijaksana. Tuhan tentunya tidak adil kalau hasil yang hebat hanya dapat dibuat oleh orang-orang hebat atau yang kaya dengan sumberdaya luar biasa. Their Gods Must Be Crazy, kalau memang pendapat mereka itu benar.

Saya yakin kita, saya dan anda, percaya bahwa Tuhan itu adil. Oleh karena itu ia pasti memberi peluang juga bagi kita, orang-orang biasa, untuk bisa menghasilkan sesuatu yang hebat. Pasti ada cara yang disediakannya bagi semua orang untuk berpeluang menjadi hebat. Persoalannya terletak pada pilihan kita. Apakah kita memilih untuk mau menjadi hebat atau cukup dengan arrived syndrome. Yakinlah bahwa pasti ada cara biasa bagi orang biasa untuk menghasilkan sesuatu yang luar biasa.


Mari kita belajar dari alam. Bagaimana semut dapat memasukkan gajah ke liangnya melalui lubang sempit yang hanya beberapa kali ukuran tubuhnya, tetapi hanya sepersekian ribu kali badan gajah. Apa hebatnya seekor semut? Dia hanya binatang kecil biasa saja yang kalau terinjak kaki pun akan mati. Gigitannya tidak beracun mematikan seperti ular kobra. Tetapi dengan kerjasama yang rapi dan organisasi kerja yang baik didukung dengan semangat pantang menyerah mereka mampu memotong-motong semua bagian tubuh gajah dan membawa masuk ke liangnya melalui lubang pintu masuk yang sempit. Menyisakan tulang belulang yang tidak mereka perlukan.

Hasil yang luar biasa hebatnya ini diperoleh karena tercipta sinergi. Hasil itu bila dibagi kepada masing-masing semut akan sangat besar dan dapat menjamin kehidupannya untuk jangka waktu yang lama. Tetapi, bila seribu ekor semut bekerja secara sendiri-sendiri dalam kurun waktu yang lebih lama sekalipun, mereka masing-masing tidak akan memperoleh hasil sebesar itu, atau bahkan tidak sama sekali.

Apakah cara yang digunakan semut adalah cara yang luar biasa? Tidak juga! Semua orang tahu, bahkan sejak dibangku SD, bahwa kerjasama itu sangat bermanfaat. Namun tidak semua kita menyadari bahwa kerjasama akan memberikan hasil yang luar biasa bila dilakukan dengan benar sehingga membuahkan sinergi. Dan tidak semua kita tahu serta terampil bagaimana bekerjasama dengan benar itu.

Jadi, kuncinya terletak pada penciptaan sinergi yang diperoleh melalui kerjasama.

-------------------------------------------------------------------------

oleh Hillon I. Goa. Sumber:"Semua Orang Bisa Hebat - SOBAT, Grasindo, 2007.

NEXT TOPICS

  • Berpikir 'DAN' bukan 'ATAU'
  • Berpikir Induktif
  • Berpikir Ekstrapolatif
  • Mental KERE
  • Kompromi Bukanlah Win-Win
  • Gagal itu juga Sukses!
  • Tujuan Nan Takkan Pernah Gagal
  • QUIZ Sobat
  • Konsep WEIJI
  • Jangan Menghormati PERBEDAAN!

Very Inspiring Video

Recent Comments