Seri SOBAT - Semua Orang Bisa Hebat - Artikel #029
Fase ketiga ini dimulai dengan Tahap Sentausa. Segala sesuatu berjalan sebagaimana mestinya, dengan baik; semuanya telah mapan pada tempatnya. Pada tahap ini sukses tidak serta merta menimbulkan kegairahan baru lagi, karena dapat diraih hanya dengan melakukan hal-hal yang telah menjadi rutinitas. Sukses merupakan kejadian sehari-hari. Dan semua orang merasa nyaman dengan kondisi yang mapan itu.
Sebagian orang berpendapat ini merupakan buah dari perjuangan keras mereka sebelumnya, yang patut disyukuri dan dinikmati. Inilah saatnya kita berlenggang dengan riang gembira karena semuanya telah berjalan baik, sebagaimana mestinya. Mereka dihinggapi penyakit arrived syndrome, sudah sampai. Merekapun berkemah.
Keadaan yang me-ninabobo-kan ini yang diselimuti dengan pujian dan kekaguman akan membuat mereka tersanjung, dan lalu terlena oleh kemudahan-kemudahan yang dialami. Mereka tidak sadar di depan mereka ada batu besar nan tajam yang akan membuat mereka tersandung, terguling dan babak belur.
Mungkin kita perlu belajar dari Jack Welch, orang nomor 1 di General Electric (GE) di dekade 1980 – 2000 yang karena prestasinya dijuluki CEO abad 21. Jack melakukan perubahan-perubahan radikal di awal 1980-an ketika GE sedang dalam keadaan makmur dan sehat, ketika perusahaan itu menjadi ikon dunia perusahaan global. Walau dijuluki si orang gila pada awalnya, ia jalan terus dan hasilnya GE makin berkibar hingga kini dengan motto ‘to be no. 1 or 2 in the world.’
Sekali lagi alam mengajarkan kita bahwa setelah menginjak kaki di puncak, maka tiada jalan lain selain menurun. Setelah mengenyam masa-masa keemasan, kini mereka mau tidak mau (?) harus memasuki tahap berikutnya, jalan menurun menuju masa-masa suram.