Tahap Surut

Seri SOBAT - Semua Orang Bisa Hebat - Artikel #030

Tahap Surut ini merupakan konsekwensi langsung dari keterlenaan yang berlanjut sementara bumi tetap berputar dan perubahan terus terjadi. Perut yang tambun diikuti oleh otot-otot yang telah kaku sudah berangsur kehilangan kesigapan dan kelenturannya manakala situasi yang ditemui tidak sebagaimana biasanya lagi.

Sistem dan prosedur kerja yang selama ini digunakan sudah tidak efektif lagi atau hanya memberikan hasil seadanya. Sumberdaya yang dulu melimpah kini menjadi terbatas karena telah terjadi ketimpangan antara konsumsi yang terlanjur besar dengan hasil yang dapat diperoleh. Team memasuki era besar pasak daripada tiang. Team yang tegar itu kini menjadi layu (decaying) menanti kepunahannya.

Minimnya sumberdaya memang bukan berarti kiamat, sebagaimana telah dibuktikan team di masa-masa sulit dulu. Namun minimnya sumberdaya yang disertai dengan penyakit mental arrived syndrome niscaya akan menghadapkan team kepada berbagai kesulitan beserta masalah ikutannya yang akan datang beruntun. Masalah yang silih berganti akan menyeret team pada situasi krisis yang bersifat bola salju yang akan menggulungnya hancur tak berbekas.

Dari teori kestabilan sistem kita tahu bahwa sebuah sistem yang stabil apabila mendapat gangguan sekali, ia akan menjadi tidak stabil sebentar (bergerak) tapi kemudian akan stabil lagi di posisi yang berbeda. Namun bila ia sedang dalam keadaan tidak stabil (karena mendapat gangguan yang pertama) kemudian diterpa pula oleh gangguan-gangguan yang lain maka ia akan mengalami efek snowballing yang tidak terbendung lagi. Kecuali dengan kekuatan yang super besar.

Snowball Effect

Oleh karena itu krisis - keadaan yang sedang tidak stabil - hendaknya tidak dibiarkan berlanjut berlarut-larut. Ia harus dihentikan segera di awal ketika ketidak- stabilan baru terjadi. Tentu akan lebih baik bila bersikap proaktif dan bersiap melakukan perubahan di saat kondisi masih stabil, dalam hal ini di tahap Sentausa atau bahkan sebelumnya.