Seri SOBAT - Semua Orang Bisa Hebat - Artikel #025
Karena belum mengenal dekat satu dengan yang lain, anggota team masih menjaga jarak. Para anggota secara hati-hati mempelajari batasan-batasan perilaku yang dapat diterima oleh kelompoknya.
Dari sisi pandang positif, mereka tidak ingin berkata, bersikap dan bertindak ceroboh yang dapat menyinggung perasaan anggota lainnya. Dari sisi pandang negatif, ada sementara anggota yang takut citra diri dan gengsi mereka jatuh bila harus memulai lebih dahulu menjalin keakraban, atau bahkan menjadi rendah atau merasa turun derajatnya bila ikut akrab dalam komunitas yang mereka anggap berderajat lebih rendah daripada dirinya. Mereka memasang jarak yang cukup jauh, atau jaim alias menjaga image. Keramahan maupun sopan santun yang ditampilkan terasa basa basi, tidak tulus, sekadarnya dan canggung.
Pertanda lainnya terlihat dari adanya kelompok-kelompok kecil di dalam team yang selalu bersama-sama kapan dan dimanapun. Kelompok di dalam kelompok ini sering menjadi penyebab eksklusivisme di dalam team. Dalam kasus tertentu kelompok kecil ini dapat menjadi embrio terbentuknya kelompok yang lebih besar dan menjelma menjadi team jika mereka berinisiatif mengajak dan memulai merangkul anggota atau kelompok kecil lainnya.
Pada tahap ini penyelesaian tugas-tugas biasanya berkat inisiatif orang-orang tertentu, umumnya yang ditunjuk sebagai ketua team atau orang-orang yang cukup vokal. Keputusan biasanya diamini saja meski annggota tidak yakin atau sependapat. Bila ditanya tentang kepasifannya, sering terlontar jawaban-jawaban bernada mencari aman, semisal : ”yah, saya ikuti saja dulu, dari pada menghambat”, atau “Wong sudah ada yang kasih usulan, ntar malah rame”, dan sebagainya.
Tahap ini merupakan masa transisi dari status individu menjadi anggota kelompok, dan juga sebagai tahap menguji kemampuan pemimpin kelompok dalam memandu baik secara formal maupun informal.
Secara umum dalam tahap Sandiwara ini berkecamuk berbagai perasaan dan perilaku antara lain:
Gembira, antisipasi dan optimisme
Bangga dipilih sebagai anggota team
Terikat sementara pada team
Curiga dan cemas terhadap tugas
Mencoba mendefinisikan tugas dan cara menyelesaikannya
Memastikan perilaku kelompok yang dapat diterima
Memutuskan informasi apa yang perlu dikumpulkan
Diskusi tanpa konsep yang jelas, dan membuat beberapa anggota tidak sabar.
Mengingat begitu banyak hal yang menyita perhatian anggota, sangatlah wajar bila dalam tahap ini belum banyak, bilapun ada, penyelesaian tugas dan hasil kerja yang dapat dicapai oleh team.
Untuk mempercepat pembauran dan keakraban diantara anggota team, sang ibu, pemrakarsa team harus memfasilitasi dan merekayasa beberapa hal, antara lain:
1. Memaknai kembali tujuan dan manfaat yang akan diraih
2. Melakukan ice breaking untuk menghilangkan kekakuan
3. Menciptakan atribut-atribut kebersamaan team
4. Mengekspose kelebihan team dibanding pesaing
5. Meminta, bukan menyuruh, tolong anggota team tertentu (biasanya yang jaim, atau minder) melakukan suatu tugas untuk team.
6. Menciptakan kegiatan-kegiatan tertentu yang mau tidak mau memerlukan kedekatan fisik atau psikologis.
Tahap Sandiwara dapat dikatakan terlalui dengan baik apabila sudah mulai muncul keterbukaan komunikasi diantara anggota team. Rasa ragu, sungkan maupun takut salah mulai menghilang. Banyak kelakar serta canda mengiringi pembicaraan mereka. Bahkan olok-olokpun mulai berani dilakukan. Tim mulai dapat membahas berbagai persoalan atau tugas dengan keterlibatan yang cukup banyak dari para anggota.