Seri SOBAT - Semua Orang Bisa Hebat - Artikel #021
Bagi team yang menuju hebat, kegagalan bukan berarti akhir melainkan hanya sukses yang tertunda karena ada beberapa kekeliruan yang menuntut perbaikan. Bagi mereka, kegagalan yang sesungguhnya hanya akan terjadi jika mereka menyatakan berhenti, cukup sampai disini saja, atau menyerah. Team mengembangkan tradisi untuk melakukan evaluasi setiap selesai mengerjakan sebuah tugas. Team berpendirian bahwa setiap penugasan, baik sukses apalagi gagal, harus memberikan hasil berupa pembelajaran.
Setiap melakukan evaluasi senantiasa diarahkan kepada ke-7 karakteristik terdahulu dimulai dari sense of purpose hingga effective working procedure. Kekurangan yang ditemui dari ketujuh karakteristik tersebut kemudian diperbaiki dengan mencermati kembali 3 prinsip dasar pondasi team. Dengan begitu usaha perbaikan menjadi lebih fokus dan mendasar. Disamping itu evaluasi tidak menjurus pada pencarian kambing hitam, melainkan pembenahan pelaksanaan kerjasama melalui perbaikan sikap dan perilaku sejak dari perencanaan hingga akhir pelaksanaan kerja.
Bagi team yang lemah dan tidak bervisi, kegagalan sering menghancurkan semangat untuk melakukan evaluasi dan pembelajaran. Mereka menganggap evaluasi akan mengungkit lagi kekecewaan, rasa malu, dan perasaan tidak enak lainnya. Disisi lain bila berhasil, mereka juga enggan melakukan evaluasi karena menganggap tidak ada yang perlu dipelajari lagi dari sana. Toh sudah terbukti berhasil! Anggapan ini tentu sangat keliru.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mencari penyebab kegagalan antara lain :
Fokus pada perilaku, bukan pada orangnya.
Sampaikan faktanya, bukan opini
Jangan memvonis atau menghakimi
Gunakan kata-kata yang sopan dengan intonasi yang enak didengar.
Jangan menggunakan kalimat-kalimat sindiran
Jangan menjatuhkan self esteem orang lain
Pola yang baik dalam mencari akar permasalahan dan solusinya adalah dengan menggunakan diskusi yang melibatkan kontribusi orang lain, digambarkan sebagai berikut :
Diskusi dimulai dengan melakukan pembukaan yang baik dan benar sehingga semua orang tahu diskusi akan dimulai. Kemudian dilanjutkan dengan mengumpulkan fakta sebanyak mungkin, bukan opini. Dengan fakta itu, dikembangkan berbagai alternatif solusi melalui diskusi. Tawarkan beberapa pilihan solusi terbaik dan mintakan kesepakatan dari semua anggota. Bila belum disepakati, kumpulkan informasi lebih banyak lagi dan ulangi proses pencarian solusi. Bila kesepakatan telah didapat, buatlah keputusan dan nyatakan dengan tegas APA yang harus dilakukan oleh SIAPA dan KAPAN harus diselesaikan. Ini penting karena seringkali keputusan dibuat tanpa secara tegas menetapkan Apa, Siapa dan Kapan keputusan itu dilaksanakan. Setelah itu tutuplah diskusi dengan baik dan pasti .
Pembelajaran Melalui Teamwork.
Melengkapi pembelajaran berkelanjutan ini, berikut disajikan sebuah pola pembelajaran berkrelanjutan melalui kerjasama team yang dikembangkan oleh Profesor Reg Revans bagi orang-orang yang tidak mempunyai cukup waktu untuk mengikuti pelatihan di luar waktu kerja, dengan cara memanfaatkan pekerjaan mereka sendiri sebagai basis pembelajaran. Pada dasarnya Reg Revans menggunakan sistem konvensional namun diterapkan secara terbalik. Metoda ini secara detil dapat anda baca pada lampiran 5 buku SOBAT - Semua Orang Bisa Hebat, Grasindo 2007.